Manajemen Teknologi Informasi

Manajemen teknologi informasi

Manajemen teknlogi informasi merupakan bidang manajemen yang mengelola sumber daya teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti hardware, software, jaringan computer, data center, dan termasuk staff yang mengoperasikannya.

Manajemen informasi merupakan suatu hal yang penting. Teknologi informasi mencakup seluruh aktivitas kegiatan usaha berupa otomatis prosesing data dan konektivitas jaringan membuka pintu yang sebelumnya tak terbayangkan terkait kapabilitas dan efisiensi.

TI Project Management

Pengembangan sistem informasi dalam sebuah perusahaan dilakukan dengan project management. TI Project Management merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mengelola sumber daya (manusia, data dan anggaran) untuk mencapai tujuan yang ditentukan yaitu proyek sistem informasi/teknologi informasi. Mutu, biaya dan waktu biasanya dijadikan perhatian utama dalam manajemen proyek.

TUJUAN MANAJEMEN PROYEK TI

?Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.

?Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase pelaksanaan proyek yang mencakup  fase inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.

?Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Jenis – Jenis Proyek pengadaan solusi teknologi informasi di Indonesia

Secara garis besar ada 3 jenis proyek yang mendominasi kebanyakan pengadaan solusi teknologi informasi di Indonesia, yaitu :

Infrastruktur. Proyek ini berkenaan dengan konstruksi fisik infrastruktur IT, mulai dari instalasi kabel, pengadaan computer, sampai pembangunan jaringan computer LAN/WAN.

Software. Software yang dibeli dan dimplementasikan oleh perusahaan seperti modul-modul Microsoft sampai sistem informasi korporat seperti SAP dan Oracle.

In-House Custom Development. Merupakan pengembangan software aplikasi menggunakan bahasa pemrograman umum seperti Visual Basic, Cobol, Pascal yang dikombinasi dengan sistem database seperti Microsoft Access, SQL Server, Oracle, dll.

TI Project Life Cycle

Siklus hidup prediktif : ini adalah siklus hidup proyek yang paling umum dan tradisional untuk proyek-proyek IT. Dalam pendekatan ini manajer proyek dan tim proyek terlebih dahulu menentukan ruang lingkup proyek, jadwal proyek, dan biaya proyek yang diharapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai. Sebagai bagian dari perencanaan proyek, biasanya fase-fase proyek harus didefinisikan (setiap fase mengerjakan jenis pekerjaan proyek tertentu). Agar proyek dapat beralih dari permulaan ke penutupan, setiap fase harus dimulai dan diselesaikan dalam urutan tertentu seperti yang direncanakan. Jenis pendekatan ini kadang-kadang disebut pendekatan air terjun sebagai proyek “air terjun” di fase proyek.

Siklus hidup berulang : pendekatan ini untuk manajemen proyek IT mensyaratkan bahwa manajemen proyek harus didefinisikan lebih awal dalam proyek, tetapi estimasi biaya dan estimasi durasi aktivitas direncanakan pada tingkat yang lebih tinggi di awal proyek. Ketika pelaksanaan proyek terjadi biaya dan perkiraan durasi dibuat untuk pekerjaan yang paling dekat melalui iterasi perencanaan. Siklus hidup berulang juga rencana untuk iterasi manfaat yang dilepaskan ke organisasi. Misalnya, siklus hidup berulang dapat membuat perangkat lunak baru dengan lebih banyak fitur dengan setiap rilis baru sebagai bagian dari proyek.

Siklus hidup adaptif : siklus hidup proyek ini juga menggunakan iterasi perencanaan dan pelaksanaan, tetapi perencanaan yang biasanya berlangsung selama dua minggu. Pendekatan ini menggunakan gelombang bergulir perencanaan dan pelaksanaan melalui ledakan singkat baik perencanaan maupun pelaksanaan. Perubahan diharapkan dalam pendekatan ini untuk proyek IT dan itu ideal untuk proyek pengembangan perangkat lunak. Manajemen proyek tangkas dan Scrum adalah contoh dari siklus hidup adaptif.

Mengeksekusi proyek IT tepat waktu dan sesuai anggaran adalah hal yang tidak mudah. IT Project Management yang efektif harus dimulai dengan adanya program dan target yang jelas. Struktur proyek yang disepakati bersama oleh para pihak sangat penting. Koordinasi harus dilakukan dengan mulus, terbuka dan jujur, serta dampak perubahan proses bisnis harus diidentifikasi dan dikelola dengan cepat.

PROJECT MANAGEMENT INFORMATION

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

Manajemen informasi adalah pengumpulan, penyimpanan, sosialisasi, pengarsipan dan penghancuran informasi.

Tujuan dari manajemen informasi yaitu :

    1.  Mendapatkan data secara akurat dan konsisten;
    2. Menghasilkan informasi yang berguna dari data mentah;
    3. Menyimpan informasi secara aman dan dapat diakses selama masa manfaatnya;
    4. Mendukung komunikasi dan mengambil keputusan secara efektif.

Sejumlah besar data akan dikumpulkan selama proyek, program, atau portofolio. Tim manajemen perlu mengambil data mentah dan menghasilkan informasi melalui analisis dan interpretasi. Prosedur manajemen informasi yaitu sebagai berikut :

Merencanakan -> Memulai -> Mengumpulkan data dan menciptakan informasi-> Dokumentasi dan penyimpanan informasi -> Menilai dan diseminasi -> Pengarsipan -> Penghapusan.

Manajemen proyek sistem informasi

Manajemen proyek sistem informasi sering disingkat juga sebagai MPSI adalah kerangka kerja atau inisiatif yang mengukur tingkat keberhasilan proyek. MPSI juga memberikan informasi yang diperlukan untuk memantau dan mengendalikan proyek.

Menurut Raymond Mcleod. JR. (2008) “Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa”.

Sebuah sistem informasi manajemen proyek (PMIS) dapat menjadi kerangka kerja untuk memandu kemajuan proyek dan membantu untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya.

Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :

    • Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible (tidak dapat diraba/perkirakan, tidak dapat dinyatakan secara jelas) seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut;
    • Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat;
    • Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam; dan
    • Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam. Kebijakan Sistem untuk mengembangkan sistem informasi.
Penerapan Manajemen Proyek Sistem Informasi
    1. Basis Data Risiko
      – Setiap risiko perlu ada data mengenai perkiraan probabilitas, preventif / tindakan korektif dilaksanakan, data aktual kejadian dan efektivitas tindakan.
      – Data tentang risiko yang berbeda-beda pada proyek yang sudah selesai secara sistematis dikumpulkan dan disimpan dalam data base.
    2. Basis Data Paket Pekerjaan
      -Dalam paket pekerjaan biasanya berisi deskripsi dan spesifikasi, hasil estimasi ushah, sesuai perubahan atau klaim usaha yang sebenarnya. Serupa dengan data base risiko, data base paket pekerjaan menyimpan data aktual proyek yang sudah selesai.
    3. Basis Data Perubahan dan Klaim
      -Penerapan ketiga dari MPSI adlah data base yang berisi semua perubahan besar (perubahan permintaan dan perintah perubahan) dan/atau klaim yang secara langsung sesuai dengan paket pekerjaan masing-masing, tetapi signifikan untuk hasil proyek.
Manfaat Manajemen Proyek Sistem Informasi

MPSI memungkinkan tim proyek untuk menentukan berbagai hal seperti waktu, uang, sumber daya dan melihat apakah mereka dapat menemukan alasan mengapa ini terjadi.

Selain itu juga MPSI dapat membantu para pemimpin proyek untuk menilai dampak pada proyek dari risiko masa depan yang disebabkan oleh waktu dan biaya berlebih, dan juga untuk memastikan bahwa kualitas proyek tidak buruk. Ini akan membantu tim untuk memahami bagian-bagian dari proyek yang memerlukan revisi pedoman dan bagaimana mereka harus melaksanakan.

Faktor Keberhasilan Manajemen Proyek Sistem Informasi
    1. Dukungan dari Manajemen Atas
      – Karena bekerja dalam tingkat koordinasi atas dan bawah, sangat penting apa yang kita lakukan didukung penuh oleh atasan. Hal ini menjadi suatu keharusan mutlak untuk keberhasilan manajemen proyek.
      -Dukungan yang dimaksud pun tidak hanya sekali, melainkan teratur dan terlihat. Artinya ada timbal balik ataupun tanggapan dari manajemen atas terhadap apa yang sedang dikerjakan.
    2. Quality Control
      -Tim manajemen sistem informasi harus mengatur dan menerapkan kriteria kualitas yang ketat, secara berkala oleh manajer proyek yang berpengalaman, dari apa yang harus masuk ke dalamnya dan apa yang tidak cocok.
      -Dalam kasus sistem pencarian teks lengkap, menghitung jumlah download oleh pengguna yang berbeda per entri bisa menjadi indikator yang baik dari relevansi.
      -Kriteria numerik lainnya untuk fungsi pencarian bisa menjadi volume setiap entri (dalam hal proyek yang sesuai, paket pekerjaan, nilai risiko, perubahan atau klaim, dll).
    3. Pembaruan Rutin dan Sering
      -Informasi yang tersimpan harus up to date. Konten yang teratur, jelas dan update akan meningkatkan daya tarik dari keseluruhan sistem.|
    4. Mudah Digunakan
      -Seluruh sistem harus mudah digunakan, dalam hal men-download dan mengirimkan informasi. Selain itu akses ke sistem harus semudah mungkin. Sehingga informasi yang ada dapat dimanfaatkan dengan mudah.
    5. Penghargaan untuk Setiap Kontribusi
      -Imbalan atau insentif bagi kontribusi untuk manajemen proyek sistem informasi adalah cara lain untuk meningkatkan atau menjaga nilai lebih.
Metodologi Manajemen Sistem Informasi
    1. Metodologi The Traditional Approach, disebut juga Pendekatan Konvensional (conventionalapproach) atau Pendekatan Klasik (classicalapproach).Metodologi ini  mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengpengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle.
      Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah  sebagai berikut :
      – Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
      – Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal.
      – Kemungkinan kesalahan sistem besar Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan sistem akan menjadi lebih besar.
      – Keberhasilan sistem kurang terjamin
    2. Metodologi Rational Unified ProcessRationalUnifiedProcess (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang  dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai bestpractises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-casedriven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perankat lunak. Gambar dibawah menunjukkan secara keseluruhan arsitektur yang dimiliki RUP.

      Fase RUP

      – Inception/insepsi
      – Elaboration/elaborasi
      – Construction/konstruksi
      – Transition/transisi

    3. Metodologi Critical Chain
      CriticalChain Project Management adalah turunan dari manajemen CPM (CriticalPathManagement ).
      CriticalChain Project Management atau dikenal juga sebagai Metode
      Rantai Kritis adalah metode perencanaan dan pengolahan proyek yang menekankan pada sumber daya ( sik dan manusia ) yang diperlukan dalam rangka melakukan tugas-tugas proyek.
sumber :

Susanta,edhy,2012, “Sistem Informasi Manajemen” .

Tantro,Rudy,2012,”Manajemen Proyek Sistem Informasi”,Andi:Yogyakarta.

Ferdiana,Ridi,2016,”Dasar Dasar Manajemen Proyek Teknologi Informasi”, Teknosains.

 

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Kelas : Manajemen Reg B1-C
Dosen Pengampu : Iis Rostiawati

 

 

Materi 13 – Research and Development Project

research and development project
Pengertian
    • Penelitian Pengembangan atau research and development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009).
    • Penelitian Pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabakan (Sujadi, 2003:164).
    • Proyek Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan atas suatu fenomena yang muncul di masyarakat, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk.
Tujuan
    • Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek.
    • Tujuan proyek dapat berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan atau metode produksi.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall
    1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
    2. Mengembangkan produk awal
    3. Validasi ahli dan revisi
    4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
    5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir
Jenis-jenis Research And Development Project
    1. Proyek yang berorientasi pada produk atau proses baru
    2. Peningkatan produk atau teknologi
    3. Penciptaan atau pengembangan produk platform teknologi baru
Langkah-langkah proyek research and development
    1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting)
    2. Perencanaan Penelitian (Planning)
    3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
    4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
    5. Merivisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
    6. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)
    7. Revisi Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)
    8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
    9. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)
    10. Diseminasi dan Implementasi Produk (Dissemination and Implementation)
Perencanaan penelitian dan pengembangan proyek

Kegiatan-kegiatan yang meliputi perumusan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian, perumusan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian

Tahap-tahap perencanaan research and development

    1. Penyiapan rencana proyek secara detail
      • Jadwal pekerjaan
      • Anggaran dan sistim pengendalian biaya
      • Work Breakdown Structure secara rinci
      • Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit serta rencana antisipatif untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi
      • Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya
      • Rencana pengujian hasil proyek
      • Rencana dokumentasi
      • Rencana peninjauan pekerjaan
      • Rencana pelaksanaan hasil proyek
    2. Penentuan spesifikasi proyek secara rinci
      • Spesifikasi kebutuhan user
        Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.
      • Spesifikasi kebutuhan proyek
        Spesifikasi kebutuhan proyek merupakan terjemahan teknis dari kebutuhan user. Terjemahan ini bisa dalam bentuk, ukuran, kapasitas, kecepatan, dll.
Faktor-faktor risiko dalam proyek
    • Faktor Bahan (material)
    • Faktor Keuangan (financing)
    • Faktor Tenaga Kerja (man power)
    • Faktor Peralatan
    • Faktor Lingkungan dan Masyarakat (environtment)
    • Faktor Perencanaan
    • Faktor Manajemen
Pengelolaan risiko perubahan teknologi

Berdasarkan teknologi risiko proyek akan meningkat jika tim proyek dan staf sistem informasi tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan. Jika tim tidak mengenal perangkat keras, perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, atau sistem manajemen basis data yang diusulkan untuk proyek ini, kemungkinan besar proyek akan mengalami masalah teknis atau memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya karena kebutuhan untuk menguasai keterampilan baru.

Sumber :

Mikulskiene, B. 2014. Research and Development Project Management. Vilnius: Mykolas Romeris University.
Utami, E., Istiyanto, J.E., Raharjo, S. 2007. Metodologi Penelitian pada Ilmu Komputer. Jurnal Ilmu Komputer, Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta.
Laudon, Kenneth.C dan Jane P.Laudon.2014.Management Information System:Managing the digital firm (Thieteenth Edition)
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol.2.No.3,September 2014

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Kelas : Manajemen Reguler B1 C
Dosen : Iis Rostiawati

Materi 12 – Project Control

PROJECT CONTROL (PENGENDALIAN PROYEK)

Pengertian

Menurut R.J.Mockler Pengendalian adalah usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Project Balancing atau Pengendalian Proyek adalah suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu proyek agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana.

Proses Pengendalian Proyek
    1.  Menentukan standar performansi
      Misalnya sepdifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya.
    2.  Membandingkan performan
      Membangdingkan performan aktual dengan performan standard.
    3.  Koreksi Penyebab
      Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap performansi standard.
Monitoring Informasi

Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat waktu dan akurat mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agar dapat menyediakan informasi yang tepat waktu dan akurat, perusahaan memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem informasi terkait proyek:

    • Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/ PCAS)
      adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau komputerisasi, yang memungkinkan dilakukannya perencanaan, dan  pengendalian biaya proyek
    • Sistem Informasi Manajemen Proyek
      Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi, yang dimaksudkan untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi pembuatan keputusan manajemen.
Dua Jenis Pengendalian Proyek
    1.  Pengendalian Internal
      Pengendalian yang mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.
    2.  Pengendalian Eksternal
      Pengendalian yang didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.
Alat Ukur Performansi Proyek

Analisis Biaya dan Jadwal

    • BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled). Yaitu ukuran yang menyatakan besarnya biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan dan ditetapkan dalam anggaran.
    • ACWP (Actual Cost of Work Performed). Yaitu ukuran yang menyatakan pengeluaran aktual dari pekerjaan yang sudah dikerjakan sampai waktu tertentu.
    • BCWP (Budgeted Cost of Work Performed). Yaitu ukuran yang menyatakan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Ukuran ini disebut juga Earned Value.
    • Cost Variance (CV). Merupakan selisih antara biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (BCWP) dengan biaya aktual untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan (ACWP) atau CV = BCWP – ACWP Besaran ini menunjukkan seberapa besar biaya aktual melebihi biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan. Bila CV bernilai negatif maka dari segi biaya performance pekerjaan tersebut kurang bagus.
    • Schedule Variance (SV). Merupakan selisih biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang sudah dilaksanakan (BCWP) dengan biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang dijadwalkan (BCWS) atau SV = BCWP – BCWS.
      Bila SV bernilai positif berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang direncanakan. Bila SV bernilai negatif berarti terjadi keterlambatan.
    • Time Variance (TV). Merupakan selisih antara waktu saat pelaporan atau status date (SD) dan waktu ketika BCWS = BCWP atau Budgeted Cost At Status Date (BCSD).
    • Cost Performance Index (CPI). Merupakan perbandingan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual CPI = BCWP/ ACWP.
    • Schedule Performan Index (SPI). Merupakan perbandingan biaya pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan biaya pekerjaan yang dijadwalkan pada periode tertentu. SPI = BCWP/ BCWS. Bila nilai CPI dan SPI lebih besar dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan lebih cepat dari yang direncanakan dengan biaya yang lebih kecil dri yang dianggarkan.

Analisis Teknis

Analisis teknis terkait dengan spesifikasi teknis. Analisis ini untuk melihat apakah hasil proyek memenuhi persyaratan teknis yang dimintai ataukah tidak. Analisis ini biasanya berupa pembandingan ukuran, kecepatan, kapasitas, kekuatan produk dsb.

Masalah-masalah Dalam Pengendalian Proyek
    • Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya pengendalian hanya menekankan pada waktor biaya sementara faktor performansi diabaikan.
    • Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting pengendalian
    • Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat
    • Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu proyek.
    • Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansiManajer tidak tegas terhadap isu-isu kontroversial dan menganggap masalah akan selesi dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu.
line balancing (KESEIMBANGAN LINTASAN)
Pengertian

Line Balancing atau Keseimbangan Lintasan adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang sehingga tidak ada proses yang idle (diam) akibat terlalu lama menunggu keluarnya peroduk dari proses yang sebelumnya.

Tujuan Keseimbangan Lintasan
    • Tujuan utama dalam menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja.
    • Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang.
Tiga Masukan Keseimbangan Lintasan
    • Precedence Diagram
      Suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian simpul dan anak panah) yang menggambarkan urutan perakitan serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya mempermudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya.
    • Data Waktu Baku
      Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan.
    • Kecepatan Lintasan
      Kecepatan lintasan yang diinginkan (waktu siklus / CT).
Tiga Metode Dasar Keseimbangan Lintas Perakitan
    • Metode Matematis
      Merupakan metode yang dapat menghasilkan soatu solusi optimal.
    • Metode Probabilistik
      Merupakan simulasi solusi yang dihasilkan adalah solusi-solusi yang fisibel.
    • Metode Heuristik
      Metode heuristik pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll untuk menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Rumus Lintasan Perakitan

 

KRITERIA PENGENDALIAN
Kriteria-Kriteria Utama Pengendalian
    • Mengawasi kegiatan-kegiatan yang benar
    • Tepat waktu dengan biaya yang efektif
    • Tepat dan akurat
    • Dapat diterima oleh yang bersangkutan
MELAPORKAN KEMAJUAN PROYEK

Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

Laporan Harian

Dalam laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya:

    • Jumlah Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.
    • Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut.
    • Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut.
    • Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan
    • Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain – lain.
    • Intruksi yang diberikan dan pekerjaan yang diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
    • Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Mingguan

Sebelum membuat laporan mingguan proyek, terlebih dahulu dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, dari ) laporan harian proyek tersebut maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.

Jumlah Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam kerjanya.

    • Dalam laporan mingguan, tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap hari pada minggu tersebut. Dilaporkan pula peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu jumlah tenaga kerja yang digunakan di lokasi pekerjaan (ada atau tidaknya penambahan atau pengurangann pada minggu tersebut).
    • Jumlah bahan yang terpakai dari yang dipesan pada minggu tersebut.
    • Perintah pekerjaan, jenis pekerjaan, peringatan – peringatan, evaluasi dari Konsultan Pengawas terhadap jalannya pembanguan proyek.
    • Catatan dari Konsultan Pengawas tentang, bobot pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan minggu itu, disertai peringatan jika ada keterlambatan
    • Laporan mingguan perlu dilakukan sebagai laporan kemajuan fisik pekerjaan selama seminggu waktu pelaksanaan. Laporan mingguan ini disusun berdasarkan laporan harian. Pada laporan ini perlu diketahui:
    • Jumlah tenaga kerja dan kualitas pekerjaan tiap minggu.
    • Kemajuan pekerjaan tiap minggu.
    • Rekapitulasi biaya laporan mingguan kemajuan pekerjaan, dilaporakn pula kemajuan realisasi pekerjaan mingguan terhadap rencana mingguan yang dapat dilihat pada Time Schedule, berdasarkan ini dapat diketahui kemajuan pekerjaan mingguan, terlambat atau tidaknya pekerjaan berdasarkan Time Schedule.

Masing-masing perusahaan kontraktor atau konsultan pengawas biasanya mempunyai starandar formulir laporan minggunan tersendiri untuk digunakan disetiap pekerjaan proyek. dari laporan mingguan proyek ini kemudian dibuat rekap dalam bentuk bulan selama 1 bulan penuh.

Laporan Bulanan

Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan laporan mingguan. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan karena gangguan cuaca atau masalah-masalah lainnya dan tindakan yang diambil sebagai upaya penanganan masalah tersebut. Laporan bulanan ini dibuat sebagai.pertanggung jawaban dari Konsultan Pengawas terhadap kondisi fisik pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses – proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek.

Sumber :

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/pengendalian-proyek

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01166-TI%20Bab2001.pdf

https://ngurahobelixs.blogspot.com/2016/05/pengendalian-manajemen.html#

https://www.academia.edu/12158029/MEKANISME_LAPORAN_KEMAJUAN_PEKERJAAN_PROYEK

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Dosen : Iis Rostiawati
Manajemen Reguler B1 C

Layout Cycle Costing

Pengertian Life Cycle Costing
  • Menurut Fuller dan Petersen (1996), Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu metode ekonomi dalam mengevaluasi proyek atas semua biaya yang timbul mulai dari tahap pengelolaan, pengoperasian, pemeliha- raan, dan pembuangan suatu komponen dari sebuah proyek, dimana hal ini dijadikan pertimbangan yang begitu penting untuk mengambil suatu keputusan
  • Menurut Barringer dan Weber (1996), Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu konsep pemodelan perhitungan biaya dari tahap permulaan sampai pembongkaran suatu asset dari sebuah proyek sebagai alat untuk mengambil keputusan atas sebuah studi analisis dan perhitungan dari total biaya yang ada selama siklus hidupnya.
Konflik yang umum terjadi di sebagian besar perusahaan:
  • Project Engineering ingin meminimalkan biaya modal
  • Maintenance Engineering ingin meminimalkan jam perbaikan
  • Produksi ingin memaksimalkan jam operasi
  • Realibility Engineering ingin membatalkan kegagalan
  • Akuntansi ingin memaksimalkan nilai sekarang bersih proyek
  • Pemegang saham ingin meningkatkan kekayaan pemegang saham
  • LCC dapat digunakan sebagai alat keputusan manajemen untuk menyinkronkan konflik divisi dengan memfokuskan pada fakta, uang, dan waktu.
Pentingnya LCC
  • Untuk meningkatkan kesadaran biaya.
  • Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
  • Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
  • Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan
LCC untuk Supplier
  • Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengoptimalkan desain mereka dengan mengevaluasi alternatif dan dengan melakukan studi trade-off.
  • Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengevaluasi berbagai strategi biaya operasi dan pemeliharaan (untuk membantu pengguna produk).
LCC untuk Customer
  • Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat mengevaluasi dan membandingkan produk-produk alternatif.
  • Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat menilai kelayakan ekonomi proyek atau produk.
Komponen Biaya
  1. Biaya Awal
    • Desain & biaya pengembangan,
    • Investasi pada aset, atau biaya peralatan,
    • Biaya pemasangan atau komisi.
  2. Biaya Operasi dan Pemeliharaan
    • Biaya tenaga kerja / Gaji Karyawan
    • Biaya energi (Listrik,Air)
    • Biaya cadangan & perawatan,
    • Biaya bahan baku.
Langkah Menghitung LCC
  • Langkah 1: Tentukan waktu untuk setiap elemen biaya,
  • Langkah 2: Perkirakan nilai setiap elemen biaya,
  • Langkah 3: Hitung NPV dari setiap elemen, untuk setiap tahun (selama periode waktunya),
  • Langkah 4: Hitung LCC dengan menambahkan semua elemen biaya, setiap tahun,
  • Langkah 5: Analisis hasilnya.
contoh  : Estimasi LCC
  • Sebuah toko pengecoran yang sangat produktif memiliki satu mesin pembuat inti yang dioperasikan dengan robot yang canggih (dibuat di Italia).
  • Karena meningkatnya permintaan pengecoran, toko pengecoran ingin memasang satu mesin pembuat inti baru.
  • Untuk mesin baru, ada dua opsi:Mesin robot canggih yang serupa, atau Mesin semi otomatis.

Option 1

  • Biaya Awal

Sl. No.

Cost Element

Value (in INR, million)/ year

Time phase

Remarks

1 Design & development (D) Bought out item
2 Investment on asset (A) 59.4 0-1 year
3 Installation (I) 0.6 0-1 year 1% of asset cost

  • Operation & Maintenance Cost

    Sl. No.

    Cost Element

    Value (in INR, million)/ year

    Time phase

    Remarks

    1 Labour (L) 0.3 2-10 year 4 workers @ 3 shifts
    2 Energy (E) 4 2-10 year MIS report of existing equipment, as new equipment is identical
    3 Spare & maintenance (S) 2.6 2-10 year
    4 Raw material (M) 27.7 2-10 year

Perhitungan LCC

Dalam perhitungan sebelumnya, nilai OC yang diharapkan di masa depan di semua tahun adalah sama, yaitu 34,6 Juta INR.

Nilai yang diharapkan ini bisa berbeda untuk tahun yang berbeda juga.

Option 2

Elemen biaya yang berbeda untuk opsi 2 (yaitu mesin semi-otomatis) telah diperkirakan dan perhitungan final untuk LCC telah dilakukan.

Analisis

Sumber

Barringer, Paul. H., Weber, David., 1996. “Life Cycle Cost Tutorial”, Fifth International
Conference on Process Plant Reliability and Hydrocarbon Processing, Gulf
Publishing Company., Texas.
.
Zainal, A. Z., 2005. Analisis Bangunan: Menghitung Anggaran Biaya Bangunan., PT.
Gramedia Pustaka Utama., Jakarta.

Dipohusodo, I., 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi., Kanisius., Yogjakarta.

Asworth Allan., 1994. Perencanaan Biaya Bangunan., PT. Gramedia Pustaka Utama.,
Jakarta.

 

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Kelas : Manajemen Reg B1-C
Matkul : Manajemen Project
Dosen Pengampu : Iis Rostiawati

Alokasi Sumber Daya Manusia

Alokasi Sumber  Daya

Alokasi sumber daya adalah penyerahan sumber daya yang tersedia untuk berbagai penggunaan. Dalam manajemen proyek, alokasi sumber daya atau manajemen sumber daya adalah suatu aktivitas terskedul dan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas tersebut dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan waktu proyek yang dibutuhkan.

Pelaksanaan suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa aktifitas yang membentuk jaringan kerja (network), dimana semua aktifitas tersebut memerlukan waktu, biaya dan sumber-sumber daya.

Pengaruh sumber daya pada perencanaan proyek

Ada 2 faktor yang dapat dikategorikan menjadi strategi di dalam meningkatkan kualitas sumber daya pada perencaan proyek:

    • Faktor Internal, yaitu apa yang dimiliki oleh karyawan.
    • Faktor External, yaitu apa yang ada di luar tenaga kerja yang dapat menjadi stimulus bagi tenaga kerja.

Klasifikasi Alokasi Sumber Daya

    1. Sumber daya tidak terbatas (Unlimited Resources Allocation) Bila tingkat kebutuhan sumber daya ? jumlah sumber daya yang ada
    2. Sumber daya terbatas (Limited Resources Allocation) Bila tingkat kebutuhan sumber daya > jumlah sumber daya yang ada

Contoh :
Buatlah alokasi sumber daya pada aktivitas-aktivitas berikut ini jika sumber daya yang ada adalah 8.

Langkah 1

Langkah 2

Alokasi Sumber Daya Terbatas  (Limited Resources Allocation)Tujuan : kebutuhan sumber daya tetap terpenuhi dengan  penambahan waktu yang minimal
Constraint / batasan : jumlah sumber daya yang tersedia tetap
Cara : Increase Project Duration (IPD) seminimum  mungkin (optimal)
Setiap langkah selalu hitung IPD dari aktivitas  yang konflik dan susun network lagi

contoh :
Buatlah alokasi sumber daya pada aktivitas-aktivitas pada seperti contoh sebelumnya sumber daya yang ada adalah sebanyak 4.

KENDALA ALOKASI SUMBER DAYA

Perbedaan pendapat atau ketidakcocokan antara unsur-unsur proyek (stakeholders) dalam memenuhi kewajiban kontrak mereka, dimana konflik tersebut belum menjadi persengketaan.

    • Kondisi kontrak

(Kurangnya kesempurnaan dalam dokumen kontrak, keggagalan dalam pembayaran dan Kondisi psikologi orang dalam proyek konstruksi)

    • Jaminan
    • Proses konstruksi
    • Waktu

Metode Penanganan Konflik Ditinjau dari sudut manajerial, metode – metode penaanganan konflik antara lain
(Soeharto, 2001) :

    • Memaksakan kehendak (Forcing)

Forcing berarti memaksakan kehendak atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain yang sedang terlibat konflik. Artinya, pada saat forcing, ada pihakyang menang dan ada pihak yang kalah. Hal ini dapat terjadi bila pihak yang satu posisinya terlalu kuat terhadap yang lain. Selain itu, biasanya pihak yang kalah memilika ketergantungan yang bersifat prinsip terhadap pemenang

    • Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)

Pemecahan masalah (problem solving) Pemecahan masalah sering juga disebut konfrontasi, karena sifatnya adalah membicarakan secara terbuka dan langsung berdialog antara pihakpihak yang terlibat. Jadi dalam hal ini, terlebih dahulu didefinisikan apa yang menjadi konflik, mencari dan mengumpulkan informasi, sebab-sebab terjadinya konflik, menganalisis berbagai alternative yang dipandang palaing baik.

    • Berdamai atau koompromi (compromise)

Berdamai atau Kompromi berarti kedua belah pihak telah memikirkan berbagai alternative, member dan menerima, dan mencari pemecahan yang sampai batas-batas tertentu dapat diterima oleh kedua belah pihak.

    • Mendinginkan suasana (smoothing)

Mendinginkan suasana (smoothing) Mendinginkan suasana dilakukan dengan cara menekankan aspek yang positif (dari sudut kepentingan bersama) dari bagian isu yang menjadi sumber konflik dan menomor duakan atau mengesampingkan sementara perbedaan pendapat bagian isu yang lain. Jadi, disini diusahakan menjaga agar suasana tetap bersahabat.

    • Menarik diri (withdrawal)

Menarik diri (withdrawal) Langkah ini dapat diartikan sebagai menghindari (tidak bersedia menghadapi) terjadinya ketidak cocokan dalam saat tertentu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena belum adanya konsep yang jelas untuk mendinginkan suasana, sambil memikirkan pendekatan lain pada waktu yang lebih baik.

 

Sumber Buku:

Soeharto, I. (2001). “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1”. Erlangga, Jakarta, 1999

Sumber Internet:

Hartono, Yuliani. 2017. Alokasi Sumber Daya (Resource Allocation).

https://docplayer.info/42085740-Alokasi-sumber-daya-resource-allocation.html [diakses 6 November 2019]

Berliana, Ruth. 2014. Faktor Internal dan Eksternal dalam Mencetak SDM yang Berkualitas.

https://www.blj.co.id/2014/08/27/faktor-internal-dan-eksternal-dalam-mencetak-sdm-yang-berkualitas/ [diakses 11 November 2019]

Susila, Herman. 2012. Metode penanganan konflik dalam pelaksanaan kontruksi Gedung di Surakarta.

https://media.neliti.com/media/publications/141986-ID-metode-penanganan-konflik-dalam-pelaksan.pdf [diakses 8 November 2019]

 

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Kelas : Manajemen Reguler B1-C
Dosen : Iis Rostiawati

Materi 9 – Project Budgeting

PENGERTIAN  BIAYA DAN PENGELOLAAN BIAYA

    • Biaya (Cost) adalah sumberdaya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu.
    • Biaya biasanya diukur dalam satuan moneter seperti rupiah atau dollar.
    • Pengelolaan Biaya Proyek (Project Cost Management) adalah proses-proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan dengan anggaran yang telah disetujui.

PROSES PENGELOLAAN BIAYA PROYEK

    • Estimasi Biaya: mengestimasi biaya dari sumber daya yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
    • Penentuan Anggaran: mengalokasikan estimasi biaya ke detail pekerjaan, untuk kemudian diukur kinerjanya.
    • Pengendalian Biaya: Mengendalikan perubahan terhadap anggaran proyek

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN BIAYA

    • Profit/keuntungan: Pendapatan dikurangi pengeluaran.
    • Margin Profit: rasio pendapatan terhadap profit.
    • Siklus hidup pembiayaan: Total biaya untuk memiliki sebuah produk/layanan (total cost of ownership), atau biaya pengembangan ditambah support.
    • Cash flow analysis: menentukan estimasi biaya dan keuntungan tahunan untuk sebuah proyek, dan cash flow yang dihasilkan.selama setahun
    • Tangible cost or benefits adalah biaya atau keuntungan organisasi mudah diukur dengan rupiah/dollar.
    • Intangible cost or benefits adalah biaya atau keuntungan organisasi yang sulit diukur dengan rupiah/dollar.
    • Direct costs adalah biaya yang langsung berelasi dengan memproduksi produk dan layanan.
    • Indirect costs adalah biaya yang tidak langsung berelasi dengan produk atau layanan

PROSES-PROSES DALAM  MANAJEMEN BIAYA PROYEK

PROSES 1 :  ESTIMASI BIAYA

    • Salah satu keluaran dari manajemen biaya proyek yang paling penting adalah suau perkiraan (estimasi biaya)
    • Ada beberapa jenis perkiraan biaya dan alat bantu (tool) serta teknik yang dapat digunakan untuk membantu menyusun estimasi biaya.
    • Adalah penting juga untuk disusun suatu rencana manajemen biaya yang menguraikan bagaimana variasi pengaturan biaya atas suatu  proyek.
    • Metode dan alat bantu untuk estimasi biaya :
      1. Estimasi Top-down atau analog
      2. Estimasi Botton up
      3. Parametric Modeling

PROSES 2 : PENENTUAN ANGGARAN

    • Mengalokasikan estimasi biaya proyek ke aktifitas pekerjaan yang dilakukan.
    • WBS dibutuhkan untuk mengalokasikan biaya, karena WBS mendefiniskan aktifitas pekerjaan.
    • Tujuannya adalah menghasilkan cost baseline.
    • Cost Baseline digunakan manajer untuk memonitor dan memastikan kinerja dari biaya
    • Menyusun anggaran biaya :
      1. Pernyataan cakupan proyek
      2. WBS dan penjelasannya
      3. Estimasi biaya kegiatan dan rincian  pendukungnya
      4. Jadwal proyek: digunakan untuk melakukan  agregasi biaya pada setiap periode
      5. Kalender sumber daya
      6. Kontrak: Berkaitan dengan produk atau hasil apa  saja yang telah dibeli. dan berapa biayanya

PROSES 3 : MENGENDALIKAN BIAYA

    • Hal-hal yang dilakukan saat mengendalikan biaya :
      1. Memonitor kinerja biaya
      2. Memastikan hanya perubahan-perubahan tertentu saja yang dapat merevisi rencana biaya yang telah ditentukan.
      3. Menginformasikan kepada stakeholder mengenai perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi biaya.

EARNED VALUE MANAGEMENT (EVM)

    • EVM adalah tehnik pengukuran kinerja proyek yang mengintegrasikan ruang lingkup, waktu dan biaya.
    • Dengan sebuah baseline (rencana awal ditambah perubahan yang telah disetujui), kita bisa menentukan seberapa baik sebuah proyek dalam memenuhi targetnya.
    • Dengan EVM kita harus secara rutin memasukan informasi aktual.

 

JENIS ANGGARAN BIAYA

    • Anggaran biaya raba/perkiraan
    • Anggaran biaya raba digunakan untuk bermacam-macam maksud, tergantung untuk keperluan siapa anggaran tersebut dibuat. Anggaran biaya raba dapat pula dipakai sebagai pembanding/kontrol pada waktu menghitung anggaran biaya pasti.
    • Biasanya pemberi tugas, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :1.Perkiraan penanaman modal dan perkiraan biaya yang harus disediakan

      2.Kelayakan dari segi ekonomi bangunan/pro-yek.

    • Anggaran biaya pasti/definitifPerencana, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :1.Sebagai bahan untuk perencanaan bangunan lebih lanjut.

      2.Untuk pemilihan alternatif perencanaan.

      Kontraktor, menggunakan anggaran biaya raba untuk keperluan :

      1.Menentukan keputusan ikut tidaknya dalam pelelangan

      2.Memperkirakan modal dalam pelaksanaan pembangunan.

Nur Richa Rea
0218123007
Manajemen Reguler B1-A
Mata kuliah : Manajemen Proyek
Dosen : Iis Rostiawati

 

Materi 7 – QUALITY MANAGEMENT

Manjemen Kualitas dapat didefinisikan sebagai berikut: “All activities of the overall management function that determine the quality policy, objective, and responsibilities, and implement them by menas such as quality planning, quality control, quality assurance, and qualitu improvement within quality system”.

Manajmeen kualitas yang baik adalah mengintegrasikan perhatian pada kualitas produk, fokus pada konsumen, dan orientasi pada karyawan dengan menyediakan pendekatan integral dengan isu-isu organisasi. Berdasarkan persepsi tersebut, maka manajemen kualitas didefinisikan sebagai kreasi dari sistem organisasi, dimana ketika dipergunakan oleh anggota organisasi, dapat membimbing mereka untuk meningkatkan nilai produk atau jasa kepada konsumen.

Manajemen kualitas mengalami evolusi yang dimulai dari kualitas inspeksi (inspection quality), pengendalian kualitas (quality contol), penjaminan kualitas (quality assurance), sampai dengan manajmene kualitas total (total quality management). TQM meruakan proses untuk mengelola kualitas, sebuah filisofi yang menekankan pada perbaikan dalam segala hal, yang terdiri atas sejumlah prinsip dan merupakan pondasi untuk melakukan perbaikan berkelanjutan.

Definisi Mutu dan Pengendalian Mutu

Mutu atau kualitas (quality) memiliki definisi yang bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performa (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan, estetika (esthetics), dan sebagainya. Definisi strategis dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). (Vincent Gaspersz, 2001)

    1. Philup B. Crosby

Crosby berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan (conformance to requirement of spesification), sepeerti jam tahan air, sepatu tahan lama, atau dokter yang ahli. Ia juga mengemukakkan pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi.

    1. Joseph m. Juran

Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan (fitness for use), seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau pesta.

Sedangkan pengendalian mutu menurut Ishikawa adala mengembangkan, mendesain, memproduksi, serta memberikan jasa produk bermutu yang paling ekonomis, berguna dan selalu memuaskan bagi konsumen.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah nama lain dari kualitas yang berarti kesesuaian antara produk dengan cara penggunaannya yang memiliki karakteristik performa (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan, estetika (esthetics), dan sebagainya.

Tujuan Program Mutu

    1. Mempertahankan mutu

Menyediakan mekanisme digunakan untuk memastikan pemeliharaan mutu yang konsisten yang memuaskan konsumen.

    1. Mengumpulkan informas

Mengumpulkan informasi dan data dapat dijadikan saran agar setiap unit operasi dalam proses pengolahan berjalan efektif dan efisien. Informasi dan data yang diperoleh meliputi:

      1. Mutu bahan baku yang masuk yang akan berdampak pada hasil pengolahan, harga, dan keuntungan perusahaan.
      2. Kerusakan setiap unit operasi akan berhubungan dengan banyaknya barang yang tidak sesuai dengan selera konsumen atau banyaknya rework yang harus dilakukan. Rework akan berdampak pada efisiensi pekerja, produktivitas, dan keuntungan prusahaan.
      3. Pengukuran unit operasi berjalan dalam batasan yang dapat diterima atau dapat ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas, biaya dan keuntungan perusahaan.
      4. Memenui Persyaratan, Pengendalian mutu yang baik memungkinkan pembuatan proyek dapat memenuhi bermacam persyara=tan sehingga produknya dapat diterima.

 

Pentingnya Pengendalian Mutu Untuk Keberhasilan Proyek
Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk proyek-proyek yang merupakan pesanan konsumen, tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek mencapai hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak bisa dipungkiri ada beberapa hal tak terduga yang bisa saja terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.

Pengendalian mutu proyek dapat dikerjakan oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan penunjukan untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager harus disetujui oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya secara langsung kepada manager proyek.

Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.

    • Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek.
    • Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat pengendalian mutu.
    • Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.

Tim pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis pengendalian mutu yang disusun dengan cermat dan tentunya disepakati bersama. Adapun pedoman teknis pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan pengertian pengendalian mutu dalam proyek, prosedur pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran pengendalian mutu, metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja. Pedoman teknis pengendalian mutu ini dapat dilengkapi pula dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan pengendalian mutu.

Metode Pengendalian Mutu

Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.

Ada pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.

    1. Pemeriksaan dan Pengkajian

Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.

    1. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan

Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.

    1. Melakukan Pengujian Dengan Sampling

Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji sampling.

Dokumen-dokumen Untuk Pengendalian Mutu

Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan. Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:

  • Spesifikasi teknis

Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.

  • Gambar kerja

Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.

Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.

  • Rencana mutu kontrak

Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.

  • Dokumen administrasi

Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan.

  • Instruksi teknis

Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam proyek.

Pengendalian Langsung

Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.

  • Pemantauan atau monitoring

Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.

  • Supervisi

Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.

  • Penguatan kapasitas pengerjaan

Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada pengerjaan proyek.

Nah, dari uraian ini terlihat jelas pentingnya pengendalian mutu proyek terhadap keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami dan mempersiapkan pengendalian mutu proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang sudah ada di jalan yang tepat untuk mencapai keberhasilan dan kualitas proyek yang sesuai dengan harapan.

Pengendalian Mutu Proyek

Dalam pelaksanaan suatu proyek,dibutuhkan suatu pengendalian, agar proyek yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya.

Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.

 

Pengelolaan Mutu

Setelah dipahami arti mutu proyek, langkah berikutnya adalah mengelolah aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat sehingga tercapai apa yang disebut dengan fitness for use, yaitu pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan, dengan cara-cara efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan antara lain sebagai berikut :

  • Meletakan dasar filosofi dan mutu proyek

Pada umumnya di perusahaan-perusahaan besar memiliki buku (dokumen) yang berisi pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan operasi atau proses produksinya.

Dokumen semacam ini memuat persyaratan mutu yang ditetapkan oleh perusahaan dari badan perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah.

  • Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu dan jadwal

Pada proyek yang saling tarik menarik, yang terdiri dari jadwal, mutu ,dan biaya. Pimpinan perusahaan harus menggariskan bobot mutu relatif terhadap biaya dan jadwal proyek. Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.

  • Membuat program penjamin dan pengendalian mutu proyek (QA / QC)

Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir A, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan .

  • Implementasi program QA / QC

Setelah program QA / QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek, agar diperoleh hasil yang efektif perlu diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan seperti melatih personil, menyusun organisasi dan menyebar luaskan arti dan maksud program QA / QC kepada semua pihak yang berkepentingan.

Program Penjaminan Mutu QA

Diatas telah disebutkan bahwa untuk proyek besar dan kompleks,data yang dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang menyeluruh. Sebagai alternatif maka proyek harus menyiapkan program penjaminan mutu (QA ).sama halnya dengan biaya dan jadwal ,maka pada mutu diperlukan suatu program penjaminan mutu sistematis, lengkap dan jelas.

Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :

  • Perencana sistematis yang merinci dan yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu setiap tahap pengerjaa proyek.
  • Penyusun batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam desain engineering, pembelian material dan konstruksi.
  • Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu
  • Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan
  • Identifikasi peralatan yang akan digunakan
  • Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ke tiga.

Kegunaan QA

Bagi pemerintah

  • Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstrksi, material,dan peralatan yang digunakan dalam pembangunan proyek.
  • Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.Bagi pemilik proyek
  • Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun dapat berfungsi sesuai yang diharapkan dalam hal keselamatan,operasi,dan produk.
  • Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan pada perbaikan pada bagian yang spesifik dari instalasiBagi perancang instalasi
  • Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering dimasa depan.Bagi kontraktor
  • Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi ,hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)

Rencana inspeksi, test dan QC

Pada umumnya rencana inspeksi, test, dan QC meliputi hal-hal sebagai berikut :

  1. Titik inspeksi dan test

Setiap titik inspeksi hendaknya ditentukan sepanjang siklus pembuatan sampai dengan instalasi .

  1. Mandatory hold point

Pada ujung tahap tertentu dari proses pabrikasi atau instalasi harus diverifikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan hukum dengan cara memberi sertifikat.

  1. Standar yang akan diperlukan

Semua standar dan krieria yang berkaitan dengan inspeksi dan test serta prosedur yang menyertai hendaknya dicantumkan didalam program yang bersangkutan .

Pengendalian mutu konstruksi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungan nya dengan masalah mutu adalah sebagai berikut :

    1. Material konstruksi
    2. Peralatan (equipment)
    3. Pelatihan dan spesifikasi tenaga

Masa jaminan mutu

Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu material dan pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada kurun waktu tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuk perbaikan kerusakan atau pengganti bagian-bagian yang rusak.

Pengertian Quality Assurance Menurut Ahli

Quality assurance seringkali dikaitkan dengan quality control. Memang, keduanya merupakan bagian dari perusahaan yang menempati satu departemen yang sama. Namun sesungguhnya wilayah kerja mereka berbeda. Dengan bahasa yang lebih mudah, quality assurance fokus kepada jaminan kualitas, sedangkan quality control berorientasi pada pengendalian kualitas.

Para ahli telah sepakat bahwa quality assurance secara garis besar adalah profesi atau bagian dari sebuah perusahaan yang menjalankan fungsi monitoring, uji tes, dan memeriksa semua proses yang terlibat dalam produksi suatu produk. Dengan kata lain, quality assurance adalah orang-orang kepercayaan perusahaan yang bertugas untuk memastikan standar kualitas suatu produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.

Aspek dan Pengertian Quality Assurance

Quality assurance nantinya akan terbagi-bagi lagi ke dalam beberapa cabang sesuai dengan bidangnya masing-masing, semisal hospitality quality assurance, software quality assurance, total quality assurance, dan lain sebagainya.

Hospitality Quality Assurance

Pengertian hospitality quality assurance yaitu jaminan atau penjamin mutu untuk sebuah produk yang ditawarkan oleh industri hospitality semacam hotel atau hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata. Ini artinya dalam menjual produk-produknya, industri hospitality harus merujuk pada hospitality quality assurance yang mengemban tugas untuk memastikan kualitas produk perusahaannya memuaskan pelanggan.

Software Quality Assurance

Selain itu, kita juga mengenal software quality assurance. Pengertian software quality assurance adalah jaminan atau penjamin mutu untuk sebuah produk yang dihasilkan oleh perusahaan teknologi yang berbasis perangkat lunak yang memastikan bahwa produk perangkat lunak yang perusahaan tawarkan adalah produk yang layak digunakan dan memuaskan pelanggan. Serta tak lupa pula memastikan bahwa produk perangkat lunaknya dapat selalu diinovasikan.

Total Quality Assurance

Dan yang tak kalah penting lagi adalah total quality assurance. Pengertian total quality assurance ialah jaminan atau penjamin mutu atau kualitas perusahaan secaar lebih menyeluruh atau total. Penjaminan total terhadap kualitas suatu perusahaan beserta produk-produk yang diproduksi di dalamnya memang sangatlah sentral karena berkaitan dengan target jangka pendek maupun jangka panjang yang telah dipatok oleh perusahaan. Semakin perusahaan dapat menjamin kualitasnya, maka tentu saja pencapaian target dapat terlaksana.

Tugas dan Tanggung Jawab Quality Assurance

Setelah mengetahui pengertian dari quality assurance, pasti akan timbul pertanyaan sebenarnya apa saja tugas dan tanggung jawabnya? Sebagai quality assurance tentu saja seseorang harus merancang, mengevaluasi, meninjau, menguji, mendokumentasikan, mengumpulkan data, menganalisis data, mengembangkan, merekomendasikan, mengelola, mengidentifikasi, dan memastikan segala hal yang terkait dengan penjaminan mutu atau kualitas suatu produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.

Total Quality Management

 

Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah:

“sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement)dan memotivasi karyawan“ (Kid Sadgrove,1995)

TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.“

Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :

    • Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
    • Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
    • Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
    • Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Lima Pilar TQM

Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu;

1) Produk

2) Proses

3) Organisasi

4) Pemimpin

5) Komitmen

Unsur-unsurUtama TQM

a) Fokus pada pelanggan.

b) Obsesi terhadap kualitas.

c)Pendekatan ilmiah.

d)Komitmen jangka panjang.

e)Kerja sama tim.

f) Perbaikan sistem secara berkesinambungan.

g)Pendidikan dan pelatihan.

h)Kebebasan yang terkendali.

i)  Kesatuan tujuan.

j) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Prinsip-prinsip TQM

Husaini mengutip pendapat Hensler dan Brunell yang mengatakan bahwa ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Kepuasan Pelanggan

Mutu tidak hanya dimaknai sebagai kesesuaian produk dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu saja, tetapi juga mampu memuaskan pelanggan.

Respek terhadap Setiap Orang

Setiap orang dalam organisasi harus dipandang sebagai sumber daya dan aset organisasi yang paling bernilai.

Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap pengambilan langkah dan keputusan organisasi selalu didasarkan atas fakta.

Perbaikan Terus-Menerus

Konsep perbaikan yang diterapkan adalah siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang merupakan semangat TQM dalam usaha pencapaian mutu terbaik. PDCA adalah alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus menerus tanpa berhenti.

Siklus Continous Improvement

Manfaat TQM

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

Manfaat TQM bagi Pelanggan

    1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
    2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
    3. Kepuasan pelanggan terjamin.

Manfaat TQM bagi Institusi

    1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
    2. Staf lebih termotivasi
    3. Produktifitas meningkat
    4. Biaya turun
    5. Produk cacat berkurang
    6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi Staf Organisasi

1)     Pemberdayaan
2)     Lebih terlatih dan berkemampuan
3)     Lebih dihargai dan diakui

Manfaat TQM bagi Institusi di Masa Mendatang

    1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower)
    2. Membantu terciptanya tim work
    3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
    4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
    5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

Persyaratan Implementasi TQM

Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:

    1. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
    2. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
    3. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
    4. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
    5. Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
    6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
    7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
    8. Merencanakan mutasi program TQM.

Sistem Manajemen Mutu

Sistem Manajemen Mutu (SMM) (bahasa inggris: Quality Management SystemQMS) adalah kemampuan suatu organisasi dalam menjaga kualitas mutu dari jasa atau barang yang dilayankan. Salah satu SMM yang sangat populer dan mungkin paling banyak diterapkan di seluruh dunia adalah SMM yang dikeluarkan oleh Organisasi Standar Internasional (International Standard Organization, ISO). ISO menetapkan standar untuk SMM dengan seri 9000, sehingga dikenal dengan sebutan ISO 9000.

ISO 9000 diperkenalkan pada tahun 1987, berisi dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari SMM. ISO 9000:1987 kemudian direvisi menjadi 9000:1994 (tahun 1994). Pada 2000 diperkenalkan ISO 9001:2000 yang berisi persyaratan-persyaratan SMM (QMS Requirements). Versi 2000 tersebut pada 2008 direvisi menjadi ISO 9001:2008.

Varian dari ISO 9000/9001 adalah ISO 9002, 9003, dan 9004. Namun, yang paling populer adalah ISO 9001. Jika suatu perusahaan sudah memiliki sertifikasi ISO 9001, maka dapat dikatakan bahwa jasa atau barang yang dilayankan perusahaan tersebut sudah pasti memiliki mutu yang terjamin

Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015

Dari 8 Menjadi 7 Prinsip

Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 menjadi ISO 9001 : 2015 terjadi beberapa perubahan –perubahan yang cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu.

Diantaranya sebagai berikut

Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu terdiri dari 8 prinsip diantaranya, 1. Costumer Focus, 2. Leadership, 3. Involvement of People, 4. Process Approach, 5. System Approach to management, 6. Continual Improvement, 7. Factual Approach Decision Making, 8. Mutual Benficial Suppliers Relationship. Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.

SUMBER

ISO Quality Management Principles 2015

Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

https://www.wikiapbn.org/sistem-manajemen-mutu/

http://www.pakguru.id/2019/02/konsep-dasar-dan-prinsip-total-quality.html

https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-quality-management-tqm/

https://rmpconsultancy.com/home/business-process-improvement-and-pdca/

 

Nama : Nur Richa Rea
NPM : 0218123007
Kelas: Manajemen Reg B1-C
Dosen Pengampu : Iis Rostiawati

MATERI VI – PROJECT SCHEDULLING (lanjutan)

PROJECT SCHEDULLING

Project  Schedule  atau  jadwal  proyek  dibuat  oleh  manajer proyek  untuk mengatur  manusia  didalam  proyek  dan  menunjukkan  kepada organisasi bagaimana pekerjaan (proyek) akan dilaksanakan.

Project schedule berbentuk kalender yang dihubungkan dengan pekerjaan yang harus dikerjakan dan daftar resource yang dibutuhkan. Sebelum jadwal dibuat, Work breakdown structure (WBS) (metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis) harus terlebih dahulu ada, jika tidak maka jadwal tersebut akan terkesan mengada-ada.

Untuk membuat project schedule, ada beberapa software yang bisa dijadikan pilihan.  Pilihan software yang gratis dan open source antara lain: Open Workbench, dotProject, netOffice dan Tutos.

Hal yang perlu diperhatikan ketika membuat project schedule seperti:

    1. Alokasi resource pada tiap pekerjaan

Resource  bisa  berupa  berbagai  hal  seperti  manusia,  barang,  peralatan  (komputer, proyektor,  dll),  tempat  (ruang  rapat,  misalnya)  atau  layanan  (seperti  training  atau  tim pendukung  out  source)  yang  dibutuhkan  dan  mungkin  ketersediaannya  terbatas. Bagaimanapun juga resource yang utama adalah manusia.

    1. Identifikasikan setiap ketergantungan

Sebuah pekerjaan disebut memiliki ketergantungan jika melibatkan aktivitas, resource atau work  product  yang  dihasilkan  pekerjaan/aktivitas  lain.

    1. Buat jadwalnya

Tiap  pekerjaan  juga  memiliki  jangka  waktu  pekerjaan.  Dengan  demikian  jadwal  bisa dibuat.

Kegunaan Penjadwalan Proyek sebagai berikut :

Menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan-kegiatan dan menunjukkan hubungan antar tiap aktivitas / kegiatan dalam proyek, mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap kegiatan, dan membantu meningkatkan penggunaan sumber daya manusia, uang, dan material dengan mengidentifikasi hambatan kritis dalam proyek.

MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN

Konflik yang mungkin terjadi dilingkup manajemen proyek yaitu sebagai berikut :

Konflik Antara User dan Kontraktor

Konflik antara user dan kontraktor sudah akan muncul ketika keduanya terlibat untuk negosiasi kontrak. Masing-masing pihak biasanya akan lebih mementingkan pihaknya sendiri daripada mengembangkan kepercayaan dan saling bekerjasama untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Konflik dalam Organisasi Proyek

Peluang ini akan besar bila kelompok-kelompok yang bekerja dalam proyek mempunyai perbedaan dalam hal tujuan dan harapan, beberapa hal tidak jelas siapa yang harus membuat atau berwenang untuk membuat keputusan, memang ada konflik antar individu dalam proyek.

Konflik Selama Siklus Hidup Proyek

Dari suatu studi yang dilakukan Thamhain dan Wilemon yang meminta pendapat dari seratus orang manajer proyek tentang sumber konflik yang terjadi dalam manajemen proyek, ditemukan tiga penyebab utama konflik.

    • Penjadwalan proyek,
    • Prioritas proyek dan
    • Tenaga kerja.

Pada tahap akhir proyek apabila banyak pekerjaan belum selesai maka jadwal akan menjadi sumber konflik. Sehingga akan membuat orang yang terlibat dalam proyek merasa khawatir dan bahkan stress. Sebelum memasuki tahap baru proyek yang lain akan terjadi permasalahan alokasi tenaga kerja.

Sedangkan penyebab konflik lainnya yang terjadi dalam manajemen proyek yaitu masalah teknis dan trade off hasil fisik, administrasi dan organisasi, perbedaan inter personal dan biaya. Sumber konflik akan berubah sesuai dengan tahap proyek yang dilalui.

Metode Menyelesaikan Konflik

    1. Teknik memperjelas peran, agar setiap mengetahui posisi dan tanggung jawab masing-masing, dapat mengerti posisi dan tanggung jawab orang lain serta apa yang diharapkan orang lain darinya.
    2. Resolusi konflik dalam kelompok, tujuannya untuk menemukan solusi dari konflik yang terjadi, bukan untuk saling mencari kesalahan.

HUBUNGAN ANTAR AKTIVITAS

Mendefinisikan Aktivitas (Activity Definition) Merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas atau pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan pada proyek.

Tim proyek dalam mendefinisikan aktivitas ini perlu juga melibatkan stakeholder yang lain untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas telah terdefinisi secara lengkap untuk keberhasilan penyelesaian proyek. Dari definisi aktivitas ini pula, estimasi biaya, waktu dan kebutuhan sumberdaya lain dapat disusun.

Activity Relationship Chart (ARC) adalah digram yang digunakan untuk mendapatkan hubungan dari aktivitasaktivitas tertentu, sehingga dapat ditentukan aktivitas yang harus berdekatan dan aktivitas yang harus berjauhan dalam suatu perancangan tata letak fasilitas.

Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthe yang mengatakan bahwa “Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas, “. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Lambang tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk mempermudah penjelasan pada materi Activity relationship chart, berikut terdapat contoh ARC pada suatu pabrik. Lokasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pabrik tersebut adalah:

    • Gudang Bahan Baku
    • Gudang Produk Jadi
    • Departemen Pemotongan
    • Departemen Perakitan
    • Kantor
    • Kantin
    • Pembangkit Listrik
    • Penampungan Limbah.

GANTT CHART

Gantt Chart merupakan diagram perencanaan yang digunakan untuk penjadwalansumber daya dan alokasi waktu (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006).

Gantt Chart merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan waktu pengerjaan tugas-tugas tersebut dalam format pewaktuan tertentu seperti jam, hari, tanggal, minggu, bulan atau tahun.

Gantt Chart dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa (Heizer, Jay dan Render, Barry,2006):

    • Semua kegiatan telah direncakan
    • Urutan kinerja telah diperhitungkan
    • Perkiraan waktu kegiatan telah tercatat, dan
    • Keseluruhan waktu proyek telah dibuat

Kelebihan :

    • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
    • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
    • Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
    • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan

Kekurangan :

    • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
    • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
    • Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

Cara Membuat Gantt Chart

    • Mengidentifikasikan Tugas
    • Menggambarkan Sumbu Horizontal
    • Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
    • Melakukan Pemeriksaan kembali

Fungsi Gantt Chart

    • Menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu
    • Perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan
    • Pemantauan kemajuan proyek pekerjaan

ANGGARAN DAN TUJUAN ORGANISASI

Menurut Mulyadi (2001:448) anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Menurut Gomes  (1995:87-88) anggaran adalah dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas program dengan sumber pendapatan yang diproyeksikan. anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas atau untuk mencapai tujuan tersebut.

Fungsi Anggaran

Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Syarat Penyusunan Anggaran

    1. Realistis, anggaran diharapkan dapat dicapai sesuai dengan keadaan saat ini, tidak terlalu optimis dan juga tidak terlalu pesimis.
    2. Luwes, tidak kaku dan berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang berubah.
    3. Berkesinambungan, membutuhkan perhatian yang terus menerus.
    4. Partisipatif, membutuhkan partisipasi dari keseluruhan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah tercermin dalam anggaran.
    5. Edukatif, dapat mendidik karyawan dan manajemen untuk berkerja sesuai dengan komitmennya.
    6. Komunikatif, anggaran digunakan sebagai alat komunikasi antar departemen.
    7. Integratif, anggaran harus dapat menyatukan pelaksanaan kegiatan semua bagian dalam suatu laporan anggaran.
    8. Koordinatif, dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan departemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Cara Membuat Anggaran Pada Perusahaan Kontraktor

    1. Menyiapkan gambar proyek
    2. Menghitung volume pekerjaan
    3. Menghitung harga satuan pekerjaan
    4. Menghitung jumlah biaya pekerjaan
    5. Menghitung rekapitulasi

CRITICAL PATH METHOD (CPM)

    • CPM adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalanlankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total
    • Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan
    • Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit

Cara Menentukan Critical Path

    • Buatlah network diagram yang baik
    • Tambahkan durasi untuk tiap aktivitas pada setiap jalur yang ada pada diagram tersebut.
    • Jalur terpanjang adalah critical path

Tujuan CPM

Tujuan dari kedua metode tersebut adalah untuk merencanakan dan menjadwalkan suatu proyek serta untukmengawasi dan mengevaluasi. Sehingga dapat mengurangi penundaan pekerjaan, mengurangi gangguan, dan mengurangi konflik produksi pada sebuah proyek (Dwinovi,2012).

Manfaat CPM

CPM dapat diaplikasikan di setiap proyek karena bermanfaat untuk (Purnomo, 2004):

    1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.
    2. Penjadwalan-penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.
    3. Mengadakan pembagian kerja dari tetangga kerja dan sumber dana yang tersedia.
    4. Menentukan antara waktu dan biaya

Elemen CPM

Ada dua pendekatan menurut Heizer dan Render (2006) untuk menggambarkan jaringan proyek yaitu kegiatan-pada-titik (activityon-node atau AON) dan kegiatan-pada-panah (activity-on-arrow atau AOA). Pada pendekatan AON, titik menunjukkan kegiatan, sedangkan pada AOA, panah menunjukkan kegiatan.

Contoh :

Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar internasional, rumah sakit tersebut akan di bangun dan harus melalui delapan kegiatan yakni :

Membangun komponen internal, memodifikasi atap, dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton, dan memasang rangka, membangun pembakar temperature tinggi, memasang system kendali polusi udara, dan kegiatan terakhir yaitu pemeriksaan dan pengujian.

DAFTAR PUSTAKA

https://ipqi.org/pengertian-cpm-dan-pert/

https://slideplayer.info/slide/12211289/

http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perenca naan%20pengendalian%20proyek.pdf

https://manajemenproyekindonesia.com/? p=848

https://www.scribd.com/doc/82406087/Defi nisi-Gantt-Chart

 

Nama : Nur Richa Rea
Nipp : 0218123007
Kelas : Manajemen Reguler B1-C
Dosen: Iis Rostiawati

Project Scheduling

Estimasi Durasi Produk
Ada beberapa cara menentukan durasi proyek:

  • Asumsikan jika setiap kegiatan selesai dengan normal
  • Evaluasi setiap kegiatan secara terpisah
  • Gunakan waktu yang konsisten
  • Menyimpan perkembangan jadwal

Gantt Chart

Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.
Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.

Keuntungan Menggunakan Gantt Chart
• Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.
• Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil.
• Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan.
• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kelemahan Gantt Chart
• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
• Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
• Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.
Karakteristik Gantt Chart
• Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
• Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
• Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.

Cara Membuat Gantt chart
Gantt Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya :
1. Mengidentifikasikan Tugas
• Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek
• Menentukan Milestone (bagian pekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart.
• Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
• Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).
2. Menggambarkan Sumbu Horizontal
Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau dibawah halaman). Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun mingguan).
3. Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir.
4. Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

Menggunakan Gantt Chart
1. Saat Proyek sedang berlangsung, isikan gambar Intan (Diamond) ataupun Grafik Batang pada Gantt Chart untuk menunjukan bahwa tugas yang bersangkutan telah diselesaikan. Jika ada tugas masih berlangsung (in progress), estimasikan kemajuan tugas yang bersangkutan dan isikan grafik batang sesuai dengan kemajuan tersebut.
2. Letakkan tanda vertical untuk menunjukan sejauh mana Proyek ini sedang berlangsung.
Fungsi Gantt Chart
1. Menentukan durasi pekerjaan terhadap perkembangan waktu
2. Perencanaan dan penjadwalan proyek pekerjaan
3. Pemantauan kemajuan proyek pekerjaan

PERT
Pengertian PERT
• PERT juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).
• Menurut Heizer & Render (2014 : 80) adalah “Untuk membagi keseluruhan proyek ke dalam kejadian dan aktivitas. Suatu kejadian menandai mulainya atau selesainya tugas atau aktivitas tertentu. Suatu aktivitas di sisi lain adalah suatu tugas atau subproyek yang terjadi antara dua kejadian.”
Kelebihan PERT
• PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
• tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
• PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling awal.
• PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti. Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
• Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

Bagan Jaringan
? Panah (arrow) yang diggunakan untuk mewakili suatu kegiatan
? Simpul atau (kode) digunakan untuk mewakili suatu kejadian

Jalur kritis
• Jalur kritis adalah jalur yang menunjukkan kegiatan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan pada diagram jaringan
• Kegiatan kritis adalah kegiatan yang apabila ditunda akan mempengaruhi
waktu penyelesaian proyek.

Pengertian Critical Path Method
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.
Istilah Dalam CPM
• E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
• L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
• ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
• EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
• LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek.
3 Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method:
1. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES

Teknik Menghitung critical path method:
1. Hitungan Maju (Forward Pass)
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
Aturan Hitungan Maju (Forward Pass)
A. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
B. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
C. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

2. Hitungan Mundur (Backward Pass)
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).
Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)
A. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) t
B. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.

Mengatasi Konflik Penjadwalan
Pengetian Penjadwalan
Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).
Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan.

Fungsi Penjadwalan Waktu Proyek
• Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
• Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
• Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
• Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
• Dasar penghitungan cashflowproyek.
• Dasar penjadualan sumberdaya proyek lain, seperti tenaga, material, dan peralatan.
• Alat pengendalian proyek

Contoh Konflik Pada Konstruksi Gedung dan Cara Mengatasinya

Semakin tinggi tingkat kompleksitas proyek maka tinggi pula jumlah kejadian konflik dan kualitasnya. Pada proyek konstruksi gedung, seperti yang telah disebutkan di atas memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi karena sifatnya yang memiliki banyak item pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang umumnya singkat. Suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh Aderiani, Sutjipto, dan Joko dengan judul penelitian ”Identifikasi konflik yang terjadi pada pelaksanaan proyek gedung” telah menghasilkan beberapa jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat jenis konflik yang berpotensi terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung, yaitu:
1. konflik akibat faktor organisasi,
2. konflik akibat faktor teknis,
3. konflik akibat faktor sumber daya, dan
4. konflik akibat faktor jadwal.
Di antara keempat jenis konflik di atas, frekuensi terjadinya konflik akibat faktor sumber daya dan faktor jadwal adalah lebih tinggi dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya. Terdapat beberapa cara atau resolusi dalam mengatasi konflik.
1. Withdrawing / Avoiding : Menghindari sumber potensi konflik yang berdampak konflik tidak terselesaikan
2. Smoothing / Accomodating : Menekankan pada area kesepakatan ketimbang area perbedaan yang berdampak pada solusi jangka pendek
3. Compromizing : Mencari dan tawar-menawar yang membawa pada beberapa tingkat kepuasan semua pihak yang berdampak pada penyediaan penyelesaian yang definitif
4. Forcing : Memaksa satu sudut pandang dengan biaya pihak lain, menawarkan solusi win-lose. Ini menghasilkan pada perasaan tidak nyaman yang mungkin akan terjadi pada bentuk yang lain.
5. Collaborating : Menggabungkan beberapa cara pandang dan wawasan dari perspektif yang berbeda yang membawa konsensus dan komitmen. Ini menghasilkan resolusi jangka panjang
6. Confronting / Problem solving : Penanganan konflik sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan memeriksa alternatif, persyaratan yang diberikan dan mengambil sikap dan membuka pembicaraan. Ini menghasilkan resolusi yang maksimum.
Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa resolusi yang digunakan oleh Project Manager, yaitu pendekatan confrontation atau problem solving dan pendekatan compromising atau negotiating. Khusus untuk konflik personalitas, manajer proyek mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif lain penyelesaian konflik yang terjadi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:

Penjadwalan Proyek

Pengertian Gantt Chart dan Cara Membuatnya


Teknik Penjadwalan – Gantt Chart

http://roda-ilmu.blogspot.com/2018/04/perancangan-tata-letak-fasilitas-materi_8.html
Membuat Activity Relationship Chart
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
https://ipqi.org/pengertian-cpm-dan-pert/
https://slideplayer.info/slide/12211289/
http://web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/perencanaan%20pengendalian%20proyek.pdf
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=848
Sumber Jurnal:
Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan Pengendalian Jadwal Dengan Menggunakan Program Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik. 1(1):22-26.
Walean, DM, dkk 2012. Perencanaan Dan Pengendalian Jadwal Dengan Menggunakan Program Microsoft Project 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik. 1(1):22-26.

Nama : Nur Richa Rea

NPM : 0218123007

Mata Kuliah :Manajemen Proyek

Manajemen Reg-B1 C

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati

 

Tugas 1 – Contoh Pohon Keputusan

Pohon Keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.

Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi.

Contoh Pohon Keputusan Pada Perusahaan Angkutan Penumpang.

Angkutan penumpang A memiliki okupansi rendah padahal perusahaan telah memberikan tarif lebih rendah dari tarif regulernya.

Kemudian Perusahaan merencanakan untuk menurunkan lagi tarif angkutan tersebut.

Rencana Perusahaan yaitu sebagai berikut :

    • Apabila perusahaan menurunkan tarif lagi, maka Perusahaan akan mendapatkan estimasi pendapatan Rp20.160.000 (dengan perkiraan okupansi meningkat) dengan nilai probabilitas 70% dan perusahaan akan mendapatkan estimasi pendapatan Rp9.600.000 (dengan perkiraan okupansi tidak akan meningkat meskipun tarif diturunkan lagi) dengan nilai probabilitas 30%.
    • Apabila perusahaan tidak menurunkan tarif lagi, maka Angkutan Penumpang A akan mendapatkan estimasi pendapatan Rp25.200.000 (dengan perkiraan okupansi akan meningkat dengan sendirinya) dengan nilai probabilitas 5% dan perusahaan akan mendapatkan estimasi pendapatan Rp12.000.000 dengan nilai probabilitas 95% (dengan perkiraan okupansi tidak meningkat/tetap rendah).

Expected Monetary Value :

Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai ekonomi yang diharapkan (tertinggi)

Formula EMV :

EMV = sigma (Probability x nilai payoff yang diharapkan)

EMVDISKON= (0.70 X Rp20.160.000) + (0.30 X Rp9.600.000) = Rp16.992.000

EMVTIDAKDISKON= (0.05 X Rp25.200.000) + (0.95 X Rp12.000.000) = Rp12.660.000

Kesimpulan :

Dengan perkiraan okupansi yang akan meningkat dengan adanya diskon, dapat dilihat pendapatan yang pada EMVDISKON  lebih besar, maka perusahaan perlu melakukan strategi pemasaran dengan diskon atau menurunkan tarif lagi.

 

Nur Richa Rea
0218123007
Manajemen Project
Dosen Pengampu : Iis Rostiawati